Senin, 07 Desember 2009

Supply Chain Industri Baja Bisa Mandiri

Perkembangan industri nasional dianggap masih bergerak di sector industri hilir.
Indikatornya,industri dasar seperti industri baja, supply chain-nya masih sangat tergantung impor negara lain. Belum lagi tingginya biaya ekonomi dan rumitnya birokrasi semakin mempersulit perkembangan industri.

Menurut anggota komisi VI DPR dari Fraksi PKS, yang menangani bidang perindustrian Zulkieflimansyah,dunia industri nasional dalam lima tahun terakhir mengalami kinerja yang sangat buruk. Perkembangan industri baru mandeg, sementara industri yang sudah ada banyak yang gulung tikar.


Zul, begitu ia disapa,berpendapat,bila pemerintah ingin membangun industri yang kuat,maka industri dasar,yakni industri baja harus diperkuat. Indonesia sebenarnya memiliki potensi tambang bijih besi hingga mencapai empat miliar ton. Potensi tambang batu bara juga terhitung sangat besar.

"Sayangnya potensi tambang yang sangat besar ini tidak dimanfaatkan. Kita masih senang import,"ungkap Zul, Jum'at (6/10) di Jakarta.
Memperkuat industri dasar, lebih lanjut Zul, berarti harus memperkuat industri hulu sebagai supply chain-nya. Tidak mungkin industri dasar bisa tumbuh menjadi industri yang kuat jika bahan baku utamanya masih tergantung impor seperti sekarang. Apalagi harga gas dan energi terus melambung tinggi.
Jika industri dasar seperti industri baja masih seperti sekarang, Zul menilai pemerintah hanya bergerak di sektor industri hilir. 
Sementara supplay chain-nya yang berada di sector hulu tidak dibangun.  "Jadi jangan terlalu berharap kita dapat mengejar Korea Selatan, Taiwan, Cina, dan Malaysia,"  tukas dia.
Masalah lain yang juga menjadi penyebab terpuruknya sector industri nasional , yaitu biaya ekonomi tinggi (high cost economy), akibat rendahnya komitmen pemerintah dan lemahnya koordinasi antar instansi. Sulit berharap para investor luar mau membangun industri di Indonesia, jika mengurus ijin saja berbelit-belit dan memakan waktu yang lama sekitar 120 hari.

Belum lagi, saat distribusi barang dan transportasi, para pengusaha masih harus menghadapi pungutan-pungutan liar (pungli). "Deregulasi perizinan memang sudah dilakukan,tetapi masih pada dataran konsep dan teori,kenyataan dilapangan masih tidak berubah," tandas Wakil Ketua Farksi PKS DPR itu.

Sumber :
Suara keadilan edisi 4/Tahun I/ September - Oktober 2006 dalam :
http://zulkieflimansyah.com/in/supply-chain-industri-baja-bisa-mandiri.html
12 Desember 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar